Jl. Pesantren No.2-4, Rembang

Penguatan Karakter

Membentuk santri berintegritas, berjiwa mandiri, inovatif, kreatif dan berorientasi masa depan.

Metode Project-Based Learning

Santri tidak hanya belajar teori, tapi juga mempraktikkannya melalui proyek nyata.

Memadukan Tradisi dan Inovasi

Menggabungkan pendidikan pesantren klasik dengan pendidikan modern berbasis sains dan teknologi.

Lingkungan Belajar Islami

Pesantren kami menciptakan suasana belajar yang kondusif, aman dan mendukung perkembangan spiritual serta intelektual.

PONDOK PESANTREN TERPADU ALFURQON KASINGAN

Pesantren adalah salah satu model pendidikan tertua di dunia yang selama berabad-abad telah melahirkan ulama dan cendekiawan, tidak hanya menguasai ilmu agama, tetapi juga berkontribusi dalam kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi dan peradaban

Visi & Misi

Visi

Menjadi Lembaga Pendidikan terpadu pondok pesantren modern yang terdepan dalam pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan moralitas, dengan tetap mempertahankan dan menghidupkan tradisi luhur pesantren.

Misi

Menyediakan pendidikan yang mengintegrasikan ilmu agama dan ilmu umum secara holistik, untuk membentuk santri yang berpengetahuan luas dan berakhlak mulia.

Membangun lingkungan belajar yang kondusif, islami, dan inspiratif, yang mendorong perkembangan intelektual dan spiritual santri.

Melestarikan dan mengembangkan tradisi pesantren, termasuk pengajian kitab kuning/turots, halaqah, dan dzikir bersama, sebagai bagian dari pembentukan karakter dan keimanan.

Mengimplementasikan teknologi terkini dalam proses belajar mengajar, guna mempersiapkan santri menghadapi tantangan dunia modern tanpa melupakan akar tradisionalnya.

Pendidikan Unggulan Diniyah Pesantren

Di Pesantren AlFurqon, para santri mendapatkan bekal ilmu agama secara mendalam melalui program unggulan:

Tahsin dan Tahfidz Qur’an

Membentuk generasi penghafal dan pembaca Qur’an yang fasih dan sesuai dengan tajwid.

Nahwu dan Sharaf

Mengasah pemahaman bahasa Arab sebagai kunci menguasai kitab-kitab kuning dan teks agama klasik (turots).

Balaghah

Mengkaji dan memahami keindahan bahasa dan sastra al-Qur’an.

Mantiq

Melatih retorika dan logika untuk berpikir kritis dan menyampaikan ide secara efektif.

Ushul Fiqih

Memberikan landasan pemahaman hukum Islam yang mendalam dan aplikatif.

Tujuan

Sejarah Pesantren Kasingan

Pondok Pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam tradisional yang telah lama mengakar di Indonesia, berperan penting dalam mendidik generasi Muslim yang berpengetahuan agama, berakhlak mulia, dan berkontribusi dalam membangun peradaban bangsa. Seiring dengan perkembangan zaman, pesantren telah berevolusi menjadi pusat pendidikan yang tidak hanya mengajarkan ilmu agama, tetapi juga ilmu umum, keterampilan hidup, dan nilai-nilai moral. Pada awalnya, pesantren berdiri sebagai lembaga sederhana namun efektif dalam mencetak ulama dan pemimpin masyarakat. Pesantren menjadi pusat intelektual dan spiritual dengan pengajaran berbasis kitab klasik (kitab kuning), sebuah tradisi yang tetap dipertahankan hingga kini.

Pondok Pesantren Kasingan, salah satu pesantren tertua di Jawa, didirikan sekitar tahun 1890 oleh KH Mas’ud dan KH Abdul Manan, keturunan dari simbah Parto Wikromo. Seiring dengan bertambahnya jumlah santri, KH Mas’ud membutuhkan bantuan untuk mengajar dan mengelola pondok. Atas saran beberapa kerabat, termasuk istrinya, Mbah Nyai Masjrifah, KH Mas’ud mengundang KH Cholil Harun, seorang santri yang sangat menguasai ilmu agama, untuk bergabung. KH Mas’ud kemudian menikahkan KH Cholil Harun dengan keponakannya, Mbah Nyai Sukatmi. Dari pernikahan ini lahir tujuh anak, salah satunya adalah Mbah Nyai Ma'rufah yang kemudian menikah dengan KH Bisri Mustofa. Setelah berkeluarga, KH Bisri Mustofa mendirikan pesantren sendiri di desa Leteh. Dari pernikahan ini, lahir ulama besar seperti KH Cholil Bisri (ayah dari KH Yahya Cholil Tsaquf, Ketua PBNU) serta KH Mustofa Bisri (Gus Mus).

Kegiatan mengaji di Pondok Pesantren Kasingan berlangsung di bawah asuhan KH Mas’ud dan KH Cholil Harun dari subuh hingga malam. Jumlah santri yang terus meningkat menyebabkan pondok mengalami ekspansi menjadi dua bagian: pondok Wetan (timur) diasuh oleh KH Mas’ud dan pondok Kulon (barat) diasuh oleh KH Cholil Harun bersama KH Abdul Manan.

Pada periode 1920-1930, pesantren ini mencapai masa kejayaannya dengan santri yang datang dari berbagai daerah di Jawa bahkan dari luar Nusantara, termasuk Malaysia dan Singapura. Pondok ini meluas dari desa Sukoharjo hingga desa Kabongan Kidul, dan telah melahirkan ulama-ulama besar yang tersebar di seluruh Nusantara. Banyaknya santri yang datang membuat pondok membangun beberapa asrama yang terbuat dari kayu dan dikelompokkan sesuai dengan daerah asal santri, seperti Pondok Solo, Pondok Kudus, Pondok Tuban, dan lainnya. Kemasyhuran pesantren ini juga menarik banyak tamu dari luar kota, sehingga disediakan tempat khusus untuk menginap para tamu.

Selain menjadi pusat pendidikan, Pondok Pesantren Kasingan juga menjadi pusat kegiatan sosial dan perjuangan rakyat melawan penjajahan. Pada masa penjajahan, perlawanan rakyat yang digerakkan dari pondok ini mengundang tindakan represif dari penjajah, yang melarang operasional pesantren dan memaksa santri pulang ke daerah asal masing-masing. Keluarga KH Mas’ud kemudian juga terpaksa mengungsi ke Kediri, dan pesantren sempat vakum selama beberapa tahun. Setelah Indonesia merdeka, keluarga KH Mas’ud kembali ke pesantren. KH Masduki Mas’ud, sebagai penerus tunggal, memulai upaya membangun kembali pesantren dengan fokus yang lebih kuat pada pendidikan formal dan modern. Beliau mendirikan sekolah umum setingkat SD dan SMP, serta membangun kemitraan yang lebih luas. KH Masduki juga berpikir strategis dalam memajukan pendidikan masyarakat, dengan mendirikan yayasan untuk mengelola aset wakaf keluarga, sehingga penyelenggaraan pendidikan dapat dilakukan secara lebih profesional dan memberikan manfaat yang lebih luas bagi masyarakat.

Saat ini, Yayasan Pondok Pesantren Al Furqon Kasingan di bawah kepemimpinan Dr. H. Bisyron Wahyudi putra bungsu dari KH. Masduki Mas'ud terus melakukan pengembangan untuk memberikan pelayanan terbaik dalam bidang pendidikan dan sosial kemasyarakatan. Berbagai inovasi terus dikembangkan untuk memberikan materi dan model pembelajaran yang modern, guna mempersiapkan generasi masa depan yang siap menghadapi tantangan di era digital. Pondok Pesantren Al Furqon Kasingan menawarkan model pendidikan dengan penguatan pembelajaran bermakna melalui pendekatan STEAM (Science, Technology, Engineering, Arts, and Mathematics) dan Project-Based Learning (PBL) sebagai solusi inovatif dalam membangun generasi santri yang kompeten, kreatif dan adaptif terhadap perubahan zaman. Tradisi pesantren yang mengedepankan pembelajaran berbasis kitab kuning, halaqah dan karakter islami tetap menjadi ruh utama dalam sistem pendidikan di Pondok Pesantren Al Furqon Kasingan. Metode STEAM dihadirkan sebagai pendekatan yang memperkaya pemahaman santri dalam aspek keilmuan berbasis sains dan teknologi tanpa menghilangkan nilai-nilai Islam. Selain metode STEAM, pendekatan Project-Based Learning (PBL) diterapkan agar santri tidak hanya belajar secara teoritis, tetapi juga melakukan eksplorasi dan praktik nyata dalam kehidupan sehari-hari. Integrasi STEAM dan Project-Based Learning dalam sistem pembelajaran di Pondok Pesantren Al Furqon Kasingan merupakan langkah strategis dalam mencetak santri yang berwawasan luas, kompetitif dan relevan dengan tantangan global. Dengan tetap menjaga nilai-nilai Islam yang menjadi akar pendidikan pesantren, menjadikan santri lebih adaptif, kreatif dan siap berkontribusi dalam masyarakat sebagai ulama intelektual dan profesional muslim di era digital.

Yayasan Pondok Pesantren Al-furqon Kasingan menyelenggarakan pendidkan mulai dari Pra Sekolah, Sekolah Dasar, dan Sekolah Menengah Pertama.

Video Dokumentasi Sejarah Pondok Pesantren Al Furqon Kasingan Rembang

Tausiyah Gus Mus acara Haul Masyayikh Pondok Pesantren Al Furqon Kasingan Rembang

Sambutan Ketua Yayasan acara Haul Masyayikh Pondok Pesantren Al Furqon Kasingan Rembang

Tantangan Pesantren

Pesantren, sebagai institusi pendidikan Islam tradisional, memegang peran krusial dalam pembentukan karakter dan pendidikan masyarakat. Namun, di era digital dan modern ini, pesantren dihadapkan pada berbagai peluang dan tantangan yang membutuhkan adaptasi dan inovasi agar tetap relevan dan terus berkontribusi dalam pembangunan masyarakat. Dalam era globalisasi dan digitalisasi yang berlangsung dengan cepat dan dinamis, sistem pendidikan modern menuntut penguasaan teknologi informasi, kemampuan berpikir kritis, dan keterampilan komunikasi yang baik. Pesantren diharapkan mampu beradaptasi dengan perkembangan ini agar dapat mencetak lulusan yang kompeten dan mampu bersaing di tingkat global.

Namun, adaptasi ini tidak boleh mengorbankan esensi dan tradisi luhur pesantren yang telah terbukti efektif dalam membentuk karakter dan kepribadian santri. Tradisi belajar Kitab Kuning di pesantren tidak hanya menjadi sarana mendalami ilmu agama, tetapi juga merupakan proses penting dalam menyerap kearifan budaya yang diwariskan dari generasi ke generasi. Kitab Kuning mengandung pengetahuan mendalam yang mencakup berbagai aspek kehidupan, mulai dari akhlak, fiqh, hingga tasawuf. Di dalamnya, terkandung nilai-nilai kebijaksanaan yang membantu santri memahami dan menghargai kekayaan budaya serta sejarah Islam. Melalui pembelajaran ini, para santri tidak hanya memperkaya wawasan mereka, tetapi juga mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan berkontribusi positif terhadap masyarakat. Dengan demikian, Kitab Kuning menjadi fondasi yang kokoh bagi pembentukan karakter luhur dan intelektual unggul dalam menghadapi kemajuan teknologi yang terus berkembang pesat.

Tidak dapat dipungkiri, pesantren telah menjadi pusat kebangkitan dan perjuangan melawan penjajahan di Indonesia. Dengan dipelopori para kyai dan dukungan para santri, pesantren menjadi lembaga pendidikan yang memotori gerakan merebut kemerdekaan, baik dalam konteks bernegara maupun dalam menyediakan pendidikan yang layak bagi rakyat Indonesia. Saat ini, dunia modern telah memasuki era digital, di mana berbagai aspek kehidupan dilakukan secara digital, mulai dari ekonomi digital, kecerdasan buatan, big data, hingga robotik. Perkembangan teknologi ini memiliki pengaruh besar terhadap kehidupan sehari-hari manusia. Kondisi ini menuntut perubahan dalam sistem pendidikan di pesantren yang telah mapan. Di era digital ini, dunia pendidikan menghadapi tantangan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan modern, termasuk pendidikan di pesantren. Oleh karena itu, pesantren harus mampu melakukan perubahan dengan merevitalisasi perannya, agar eksistensinya tetap terjaga dan lulusannya mampu bersaing di masyarakat modern.

Di dunia pesantren kita mengenal prinsip "Al-Muhafadhotu ‘Ala Qodimis Sholih Wal Akhdzu Bil Jadidil Ashlah" berarti mempertahankan nilai-nilai lama yang baik dan mengambil hal-hal baru yang lebih baik. Prinsip ini mencerminkan sikap seimbang dalam menjaga tradisi dan inovasi. Di satu sisi, pesantren tetap berpegang teguh pada ajaran-ajaran dan nilai-nilai yang telah terbukti baik dan relevan sepanjang zaman. Di sisi lain, mendorong keterbukaan untuk mengadopsi pengetahuan dan teknologi modern yang dapat memperkuat kualitas kehidupan dan pendidikan. Dengan begitu, umat Islam mampu beradaptasi dengan perubahan zaman tanpa kehilangan identitas dan akar tradisinya. Ini sangat relevan dalam pengembangan pendidikan di pesantren yang memadukan pendidikan diniyah dan ilmu pengetahuan modern, guna mencetak generasi yang beriman, berilmu dan inovatif.

Struktur Organisasi Pesantren

Alur Pendaftaran

Mari Bergabung dan Wujudkan Masa Depan Bersama Kami!
Daftarkan putra-putri Anda di Pondok Pesantren Terpadu SMP Al Furqon Kasingan Rembang!

Segera daftarkan putra-putri Anda, tersedia beasiswa sekolah GRATIS!!!

Gelombang 1: 10 November 2024 - 31 Desember 2024

Gelombang 2: 1 Januari 2025 - 30 April 2025

Daftar

Copyright © Yayasan Pondok Pesantren AlFurqon Kasingan